Tugas Besar : Metal detector (alat pendeteksi benda jenis logam)
1. Pendahuluan[kembali]
Detektor logam adalah instrumen yang mendeteksi keberadaan logam di dekatnya. Alat ini sangat berguna untuk menemukan objek logam baik di permukaan, di bawah tanah, maupun di bawah air. Detektor logam terdiri dari kotak kontrol, batang yang dapat diatur, dan beberapa sensor pengambilan yang bentuknya bervariasi. Ketika sensor mendekati logam, kotak kontrol akan memberi sinyal keberadaannya dengan nada, cahaya, atau pergerakan jarum. Intensitas sinyal biasanya meningkat seiring dengan kedekatan objek.
2. Tujuan[kembali]
- Memahami tentang sensor Sensor Magnet, touch, IR Porximity, Infrared, sensor hall effect.
- Dapat menggunakan aplikasi proteus untuk membuat rangkaian metal detector sederhana
- Dapat menggunakan komponen-komponen sederhana dalam membuat rangkaian metal detector pada aplikasi proteus
- Dapat memahami rangkaian yang dibuat pada aplikasi Proteus
3. Alat dan Bahan[kembali]
B. Bahan
- Grounding
- Op-Amp
- Touch Sensor
- Magnetic Sensor
- Hall Effect Sensor
Sensor efek Hall adalah perangkat yang mendeteksi medan magnet. Sensor ini bekerja berdasarkan prinsip efek Hall, di mana arus listrik yang mengalir melalui konduktor akan menghasilkan tegangan ketika terkena medan magnet. Sensor ini sering digunakan dalam berbagai aplikasi, termasuk deteksi posisi, kecepatan, dan arus.
- IR Proximity Sensor
- Sensor Inframerah
- Induktor
- Kapasitor
Kapasitor adalah sebuah komponen elektronik yang berfungsi untuk menyimpan energi listrik dalam bentuk medan listrik antara dua konduktor. Kapasitor terdiri dari dua pelat logam yang dipisahkan oleh bahan dielektrik. Ketika kapasitor dihubungkan ke sumber listrik, muatan listrik akan disimpan di dalamnya. Kapasitor digunakan dalam berbagai aplikasi elektronik seperti filter sinyal, penyimpan energi, dan pengatur waktu dalam rangkaian elektronik.
- Push Button
- Potensiometer
4. Dasar Teori[kembali]
1. Resistor
Resistor adalah komponen elektronika yang berfungsi untuk menghambat atau membatasi aliran listrik yang mengalir dalam suatu rangkain elektronika. Sebagaimana fungsi resistor yang sesuai namanya bersifat resistif dan termasuk salah satu komponen elektronika dalam kategori komponen pasif. Satuan atau nilai resistansi suatu resistor di sebut Ohm dan dilambangkan dengan simbol Omega (Ω). Sesuai hukum Ohm bahwa resistansi berbanding terbalik dengan jumlah arus yang mengalir melaluinya. Selain nilai resistansinya (Ohm) resistor juga memiliki nilai yang lain seperti nilai toleransi dan kapasitas daya yang mampu dilewatkannya. Semua nilai yang berkaitan dengan resistor tersebut penting untuk diketahui dalam perancangan suatu rangkaian elektronika oleh karena itu pabrikan resistor selalu mencantumkan dalam kemasan resistor tersebut.
Simbol Resistor Sebagai Berikut :
Resistor dalam suatu teori dan penulisan formula yang berhubungan dengan resistor disimbolkan dengan huruf “R”. Kemudian pada desain skema elektronika resistor tetap disimbolkan dengan huruf “R”, resistor variabel disimbolkan dengan huruf “VR” dan untuk resistorjenis potensiometer ada yang disimbolkan dengan huruf “VR” dan “POT”.
Kapasitas Daya Resistor
Kapasitas daya pada resistor merupakan nilai daya maksimum yang mampu dilewatkan oleh resistor tersebut. Nilai kapasitas daya resistor ini dapat dikenali dari ukuran fisik resistor dan tulisan kapasitas daya dalamsatuan Watt untuk resistor dengan kemasan fisik besar. Menentukan kapasitas daya resistor ini penting dilakukan untuk menghindari resistor rusak karena terjadi kelebihan daya yang mengalir sehingga resistor terbakar dan sebagai bentuk efisiensi biaya dan tempat dalam pembuatan rangkaian elektronika.
Nilai Toleransi Resistor
Toleransi resistor merupakan perubahan nilai resistansi dari nilai yang tercantum pada badan resistor yang masih diperbolehkan dan dinyatakan resistor dalam kondisi baik. Toleransi resistor merupakan salah satu perubahan karakteristik resistor yang terjadi akibat operasional resistor tersebut. Nilai torleransi resistor ini ada beberapa macam yaitu resistor dengan toleransi kerusakan 1% (resistor 1%), resistor dengan toleransi kesalahan 2% (resistor2%), resistor dengan toleransi kesalahan 5% (resistor 5%) dan resistor dengan toleransi 10% (resistor 10%).
Nilai toleransi resistor ini selalu dicantumkan di kemasan resistor dengan kode warna maupun kode huruf. Sebagai contoh resistor dengan toleransi 5% maka dituliskan dengan kode warna pada cincin ke 4 warna emas atau dengan kode huruf J pada resistor dengan fisik kemasan besar. Resistor yang banyak dijual dipasaran pada umumnya resistor 5% dan resistor 1%.
Jenis-Jenis Resistor
Berdasarkan jenis dan bahan yang digunakan untuk membuat resistor dibedakan menjadi resistor kawat, resistor arang dan resistor oksida logam atau resistor metal film.
Resistor Kawat (Wirewound Resistor)
Resistor kawat atau wirewound resistor merupakan resistor yang dibuat dengan bahat kawat yang dililitkan. Sehingga nilai resistansiresistor ditentukan dari panjangnya kawat yang dililitkan. Resistor jenis ini pada umumnya dibuat dengan kapasitas daya yang besar.
Resistor Arang (Carbon Resistor)
Resistor arang atau resistor karbon merupakan resistor yang dibuat dengan bahan utama batang arang atau karbon. Resistor karbon ini merupakan resistor yang banyak digunakan dan banyak diperjual belikan. Dipasaran resistor jenis ini dapat kita jumpai dengan kapasitas daya 1/16 Watt, 1/8 Watt, 1/4 Watt, 1/2 Watt, 1 Watt, 2 Watt dan 3 Watt.
Resistor Oksida Logam (Metal Film Resistor)
Resistor oksida logam atau lebih dikenal dengan nama resistor metal film merupakan resistor yang dibuah dengan bahan utama oksida logam yang memiliki karakteristik lebih baik. Resistor metal film ini dapat ditemui dengan nilai tolerasni 1% dan 2%. Bentuk fisik resistor metal film ini mirip denganresistor kabon hanya beda warna dan jumlah cicin warna yang digunakan dalam penilaian resistor tersebut. Sama seperti resistorkarbon, resistor metal film ini juga diproduksi dalam beberapa kapasitas daya yaitu 1/8 Watt, 1/4 Watt, 1/2 Watt. Resistor metal film ini banyak digunakan untuk keperluan pengukuran, perangkat industri dan perangkat militer.
Kemudian berdasarkan nilai resistansinya resistor dibedakan menjadi 2 jenis yaitu resistor tetap (Fixed Resistor) dan resistor tidak tetap (Variable Resistor)
Resistor Tetap(Fixed Resistor)
Resistor tetap merupakan resistor yang nilai resistansinya tidap dapat diubah atau tetap. Resistor jenis ini biasa digunakan dalam rangkaian elektronika sebagai pembatas arus dalam suatu rangkaian elektronika. Resistor tetap dapat kita temui dalam beberpa jenis, seperti :
- Metal Film Resistor
- Metal Oxide Resistor
- Carbon Film Resistor
- Ceramic Encased Wirewound
- Economy Wirewound
- Zero Ohm Jumper Wire
- S I P Resistor Network
Resistor Tidak Tetap (Variable Resistor)
Resistor tidak tetap atau variable resistor terdiridari 2 tipe yaitu :
- Pontensiometer, tipe variable resistor yang dapat diatur nilai resistansinya secara langsung karena telah dilengkapi dengan tuas kontrol. Potensiometer terdiri dari 2 jenis yaitu Potensiometer Linier dan Potensiometer Logaritmis
- Trimer Potensiometer, yaitu tipe variable resistor yang membutuhkan alat bantu (obeng) dalam mengatur nilai resistansinya. Pada umumnya resistor jenis ini disebut dengan istilah “Trimer Potensiometer atau VR”
- Thermistor, yaitu tipe resistor variable yangnilairesistansinya akan berubah mengikuti suhu disekitar resistor. Thermistor terdiri dari 2 jenis yaitu NTC dan PTC. Untuk lebih detilnya thermistor akan dibahas dalam artikel yang lain.
- LDR (Light Depending Resistor), yaitu tipe resistor variabel yang nilai resistansinya akan berubah mengikuti cahaya yang diterima oleh LDR tersebut.
Jenis-jenis resistor tetap dan variable diatas akan dibahas lebih detil dalam artikel yang lain.
Menghitung Nilai Resistor
Nilai resistor dapat diketahui dengan kode warna dan kode huruf pada resistor. Resistor dengan nilai resistansi ditentukan dengan kode warna dapat ditemukan pada resistor tetap dengan kapasitas daya rendah, sedangkan nilai resistor yang ditentukan dengan kode huruf dapat ditemui pada resistor tetap daaya besar dan resistor variable.
Kode Warna Resistor
Cicin warna yang terdapat pada resistor terdiri dari 4 ring 5 dan 6 ring warna. Dari cicin warna yang terdapat dari suatu resistor tersebut memiliki arti dan nilai dimana nilai resistansi resistor dengan kode warna yaitu :
Resistor Dengan 4 Cincin Kode Warna
Maka cincin ke 1 dan ke 2 merupakan digit angka, dan cincin kode warna ke 3 merupakan faktor pengali kemudian cincin kode warnake 4 menunjukan nilai toleransi resistor.
Resistor Dengan 5 Cincin Kode Warna
Maka cincin ke 1, ke 2 dan ke 3 merupakan digit angka, dan cincin kode warna ke 4 merupakan faktor pengali kemudian cincin kode warna ke 5 menunjukan nilai toleransi resistor.
Resistor Dengan 6 Cincin Warna
Resistor dengan 6 cicin warna pada prinsipnya sama dengan resistor dengan 5 cincin warna dalam menentukan nilai resistansinya. Cincin ke 6 menentukan coefisien temperatur yaitu temperatur maksimum yang diijinkan untuk resistor tersebut.
Kode Huruf Resistor
Resistor dengan kode huruf dapat kita baca nilai resistansinya dengan mudah karenanilia resistansi dituliskan secara langsung. Pad umumnya resistor yang dituliskan dengan kode huruf memiliki urutan penulisan kapasitas daya, nilai resistansi dan toleransi resistor. Kode huruf digunakan untuk penulisan nilai resistansi dan toleransi resistor.
Kode Huruf Untuk Nilai Resistansi :
- R, berarti x1 (Ohm)
- K, berarti x1000 (KOhm)
- M, berarti x 1000000 (MOhm)
Kode Huruf Untuk Nilai Toleransi :
- F, untuk toleransi 1%
- G, untuk toleransi 2%
- J, untuk toleransi 5%
- K, untuk toleransi 10%
- M, untuk toleransi 20%
Resistor mempunyai nilai resistansi (tahanan) tertentu yang dapat memproduksi tegangan listrik di antara kedua pin dimana nilai tegangan terhadap resistansi tersebut berbanding lurus dengan arus yang mengalir, berdasarkan persamaan Hukum OHM :
Dimana V adalah tegangan, I adalah kuat arus, dan R adalah Hambatan
Seri : Rtotal = R1 + R2 + R3 + ….. + Rn
Dimana :
Rtotal = Total Nilai Resistor
R1 = Resistor ke-1
R2 = Resistor ke-2
R3 = Resistor ke-3
Rn = Resistor ke-n
Paralel: 1/Rtotal = 1/R1 + 1/R2 + 1/R3 + ….. + 1/Rn
Dimana :
Rtotal = Total Nilai Resistor
R1 = Resistor ke-1
R2 = Resistor ke-2
R3 = Resistor ke-3
Rn = Resistor ke-n
.
Op-Amp memiliki beberapa karakteristik, diantaranya:
a. Penguat tegangan tak berhingga (AV = ∼)
b. Impedansi input tak berhingga (rin = ∼)
c. Impedansi output nol (ro = 0) d. Bandwidth tak berhingga (BW = ∼)
d. Tegangan offset nol pada tegangan input (Eo = 0 untuk Ein = 0)
A. Amplifier Operasional:
Penguat Pembalik:
Istilah berikut digunakan dalam rumus dan persamaan untuk Penguatan Operasional.
· R f = Resistor umpan balik
· R in = Resistor Masukan
· V in = Tegangan masukan
· V keluar = Tegangan keluaran
· Av = Penguatan Tegangan
Penguatan tegangan:
Gain loop dekat dari penguat pembalik diberikan oleh;
Tegangan Keluaran:
Tegangan keluaran tidak sefasa dengan tegangan masukan sehingga dikenal sebagai penguat pembalik .
Penguat Penjumlahan:
Tegangan Keluaran:
Output umum dari rangkaian yang diberikan di atas adalah;
Jumlah Tegangan Input Amplifikasi Terbalik:
jika resistor inputnya sama, outputnya adalah jumlah tegangan input yang diskalakan terbalik,
Jika R 1 = R 2 = R 3 = R n = R
Output yang Dijumlahkan:
Ketika semua resistor dalam rangkaian di atas sama, outputnya adalah jumlah terbalik dari tegangan input.
Jika R f = R 1 = R 2 = R 3 = R n = R;
V keluar = – (V 1 + V 2 + V 3 +… + V n )
B. Penguat Non-Pembalik:
Istilah yang digunakan untuk rumus dan persamaan Penguat Non-Pembalik.
· R f = Resistor umpan balik
· R = Resistor Tanah
· V masuk = Tegangan masukan
· V keluar = Tegangan keluaran
· Av = Penguatan Tegangan
Keuntungan Penguat:
Gain total penguat non-pembalik adalah;
Tegangan Keluaran:
Tegangan output penguat non-pembalik sefasa dengan tegangan inputnya dan diberikan oleh;
Unity Gain Amplifier / Buffer / Pengikut Tegangan:
Jika resistor umpan balik dilepas yaitu R f = 0, penguat non-pembalik akan menjadi pengikut / penyangga tegangan
Penguat Diferensial:
Istilah yang digunakan untuk rumus Penguat Diferensial.
· R f = Resistor umpan balik
· R a = Resistor Input Pembalik
· R b = Resistor Input Non Pembalik
· R g = Resistor Ground Non Pembalik
· V a = Tegangan input pembalik
· V b = Tegangan Input Non Pembalik
· V keluar = Tegangan keluaran
· Av = Penguatan Tegangan
Keluaran Umum:
tegangan keluaran dari rangkaian yang diberikan di atas adalah;
Keluaran Diferensial Berskala:
Jika resistor R f = R g & R a = R b , maka output akan diskalakan perbedaan dari tegangan input;
Perbedaan Penguatan Persatuan:
Jika semua resistor yang digunakan dalam rangkaian adalah sama yaitu R a = R b = R f = R g = R, penguat akan memberikan output yang merupakan selisih tegangan input;
V keluar = V b – V a
Penguat Pembeda
Penguat Operasional jenis ini memberikan tegangan output yang berbanding lurus dengan perubahan tegangan input. Tegangan keluaran diberikan oleh;
Input gelombang segitiga => Output gelombang persegi panjang
Input gelombang sinus => Output gelombang kosinus
Penguat Integrator
Penguat ini memberikan tegangan keluaran yang merupakan bagian integral dari tegangan masukan.
Kemudian penguat diferensial memperkuat perbedaan antara dua tegangan membuat jenis rangkaian Op-amp ini menjadi Subtractor/Pengurang tidak seperti Penguat Penjumlah (Summing Amplifier) yang menambah atau menjumlahkan bersama tegangan input. Jenis rangkaian Op-amp ini umumnya dikenal sebagai konfigurasi Penguat Diferensial dan ditunjukkan di bawah ini:
Persamaan Penguat Diferensial
Jika semua Resistor semuanya memiliki nilai ohm yang sama, yaitu: R1 = R2 = R3 = R4 maka rangkaian akan menjadi Penguat Diferensial Gain Unity dan gain tegangan penguat akan tepat satu atau kesatuan. Maka ekspresi output hanya akan menjadi Vout = V2 - V1.
Pengikut tegangan menghasilkan sinyal keluaran yang amplitudonya sama dengan sinyal masukan. Karena sinyal input diterapkan ke terminal input noninverting, maka tidak terjadi inversi. Dengan demikian, pengikut tegangan merupakan buffer noninverting.
Operasi penguatan kesatuan dari pengikut tegangan dicapai melalui umpan balik negatif . Sinyal masukan diterapkan ke terminal masukan non-pembalik op-amp, dan terminal keluaran dihubungkan langsung ke terminal masukan pembalik.
Jika penguat operasional beroperasi sebagai penguat loop terbuka (tanpa umpan balik negatif), peningkatan kecil pada tegangan masukan akan menyebabkan peningkatan besar pada tegangan keluaran, karena op-amp mempunyai penguatan yang sangat tinggi.
Rangkaian detektor inverting dengan tegangan input Vi berupa gelombang segitiga dan tegangan referensi Vref = 0 Volt adalah seperti gambar
bentuk gelombang tegangan output
±15 Volt) maka Vo = -Vsat dan sebaliknya bila Vi < 0 (artinya Vi < -65 μ Volt untuk rangkaian detektor dengan ±Vs = ±15 Volt) maka Vo = +Vsat
Rangkaian detektor non inverting dengan tegangan input Vi berupa gelombang segitiga dan tegangan referensi Vref < 0 Volt adalah seperti gambar 81
prinsip dasar cara kerja touch sensor sebagai saklar yaitu: kapasitif, resistif, induktif, pizeoelektrik
- Touch Sensor Kapasitif:
- Sensor kapasitif bekerja dengan mengukur perubahan kapasitansi. Pada dasarnya, sensor ini memiliki lapisan konduktif yang menciptakan medan listrik.
- Ketika jari atau objek konduktif lainnya mendekati atau menyentuh sensor, kapasitansi berubah karena jari bertindak sebagai kapasitor tambahan.
- Perubahan kapasitansi ini dideteksi oleh sirkuit elektronik, yang kemudian menghasilkan sinyal untuk mengaktifkan atau menonaktifkan saklar
- . Sensor kapasitif sering digunakan dalam perangkat elektronik modern seperti layar sentuh dan tombol sentuh karena sensitivitasnya yang tinggi dan responsivitas yang baik.
6. Sensor Magnet
Sensor magnet adalah sebuah perangkat elektronik yang digunakan untuk mendeteksi medan magnet. Prinsip kerja sensor magnet didasarkan pada perubahan medan magnet yang terdeteksi oleh sensor tersebut. ketika Sensor magnet bekerja berdasarkan prinsip bahwa medan magnet dapat mempengaruhi aliran listrik dalam sebuah rangkaian elektronik. Ketika sensor magnet terpapar pada medan magnet, material di dalam sensor akan mengalami perubahan yang menghasilkan sinyal listrik. Sensor ini kemudian mengubah sinyal listrik tersebut menjadi informasi yang dapat digunakan untuk mendeteksi keberadaan dan intensitas medan magnet. Dengan demikian, sensor magnet dapat mengonversi perubahan medan magnet menjadi sinyal listrik yang dapat diukur dan diinterpretasikan oleh perangkat elektronik.
Prinsip kerjanya adalah ketika metal detector mendeteksi adanya logam di dekat reed switch, metal detector akan menghasilkan medan magnet. Medan magnet ini akan membuat reed switch menutup dan menghasilkan sinyal yang dapat diolah oleh rangkaian elektronik metal detector.
Secara umum, dalam metal detector analog, reed switch digunakan sebagai bagian dari osilator. Ketika reed switch tertutup oleh medan magnet yang dihasilkan oleh logam, frekuensi osilasi osilator akan berubah. Perubahan ini kemudian diubah menjadi sinyal audio atau visual yang mengindikasikan keberadaan logam.
Kelebihan dari reed switch sebagai sensor deteksi logam dalam metal detector analog adalah kesederhanaan dan kehandalannya. Namun, kelemahannya adalah sensitivitasnya terhadap medan magnet eksternal yang bisa mengganggu kinerja sensor. Oleh karena itu, penggunaan reed switch dalam metal detector analog biasanya memerlukan desain yang cermat untuk menghindari gangguan yang tidak diinginkan.
Prinsip kerja sensor magnetic reed switch
Grafik Respon Sensor :
7. Sensor Jarak GP2D12
Grafik Responsi Sensor Jarak
8. Senosr Infrared
Ada dua jenis sensor IR yang umum digunakan dalam aplikasi deteksi benda yang melewati sensor, yaitu sensor transmiter-receiver (pengirim-penerima) dan sensor reflektif:
Sensor Transmiter-Receiver: Sensor ini terdiri dari dua bagian, yaitu bagian pengirim (transmitter) yang menghasilkan sinar inframerah dan bagian penerima (receiver) yang mendeteksi pantulannya. Ketika benda melewati sinar inframerah yang dipancarkan oleh transmitter, penerima akan mendeteksi perubahan intensitas cahaya yang diterima, yang kemudian diinterpretasikan sebagai adanya benda yang melewati sensor.
Sensor Reflektif: Sensor ini menggunakan satu komponen yang berfungsi sebagai transmitter dan receiver. Sinar inframerah yang dipancarkan akan dipantulkan kembali ke sensor oleh benda yang melewati area sensor. Perubahan intensitas cahaya yang diterima oleh sensor kemudian diukur untuk mendeteksi keberadaan benda.
Dalam kedua jenis sensor tersebut, prinsip kerja utamanya adalah mendeteksi perubahan intensitas cahaya inframerah yang dipancarkan dan dipantulkan kembali oleh benda yang melewati sensor. Perubahan ini kemudian diubah menjadi sinyal elektronik yang dapat diinterpretasikan sebagai adanya benda yang melewati sensor.
Sensor IR sering digunakan dalam aplikasi deteksi otomatisasi, seperti deteksi gerakan, deteksi posisi, dan deteksi hambatan, karena sensitivitasnya terhadap perubahan cahaya yang relatif rendah dan kemampuannya untuk bekerja dalam berbagai kondisi pencahayaan.
Prinsip kerja sensor infrared
Grafik respon sensor infrared
9. Hall Effect Sensor
Sensor efek Hall adalah perangkat yang mendeteksi medan magnet. Sensor ini bekerja berdasarkan prinsip efek Hall, di mana arus listrik yang mengalir melalui konduktor akan menghasilkan tegangan ketika terkena medan magnet. Sensor ini sering digunakan dalam berbagai aplikasi, termasuk deteksi posisi, kecepatan, dan arus.
Cara Kerja Sensor Efek Hall dalam Metal Detector
Medan Magnet: Sensor efek Hall menggunakan medan magnet yang dihasilkan oleh magnet permanen atau elektromagnet. Ketika logam yang dideteksi mendekati medan magnet ini, medan magnet tersebut akan terganggu atau berubah.
Efek Hall: Perubahan dalam medan magnet ini menyebabkan perubahan dalam tegangan yang dihasilkan oleh sensor efek Hall. Tegangan ini kemudian dapat diukur dan dianalisis.
Sinyal Output: Sensor efek Hall menghasilkan sinyal output yang dapat digunakan untuk mengindikasikan keberadaan logam. Sinyal ini dapat digunakan untuk mengaktifkan alarm, lampu indikator, atau sistem lain yang sesuai.
Keuntungan Menggunakan Sensor Efek Hall
- Keandalan: Sensor efek Hall sangat andal karena tidak memiliki bagian yang bergerak, sehingga lebih tahan lama dan kurang rentan terhadap kerusakan mekanis.
- Akurasi: Sensor ini dapat mendeteksi perubahan kecil dalam medan magnet, memberikan akurasi yang tinggi dalam deteksi logam.
- Respons Cepat: Sensor efek Hall memiliki respons waktu yang cepat, sehingga sangat efektif untuk aplikasi yang memerlukan deteksi real-time.
Grafik Respon sensor :
9. Kapasitor
Prinsip kerja : Prinsip kerja kapasitor didasarkan pada kemampuannya untuk menyimpan energi dalam bentuk medan listrik antara dua konduktor yang saling berdekatan. Ketika tegangan diterapkan pada kapasitor, muatan listrik akan terakumulasi di kedua pelat, menciptakan perbedaan potensial di antara keduanya. Bahan dielektrik di antara kedua pelat memungkinkan penyimpanan muatan tanpa adanya aliran arus yang signifikan. Kapasitor dapat melepaskan energi yang disimpannya saat diperlukan.
Kapasitansi dari kapasitor dapat ditentukan dengan rumus:
: Kapasitansi
: permitivitas hampa
: permitivitas relatif
: luas pelat
:jarak antar pelat/tebal dielektrik
10. Induktor
Prinsip kerja : Prinsip kerja induktor didasarkan pada hukum elektromagnetik Faraday. Ketika arus listrik mengalir melalui induktor, medan magnet di sekitarnya akan bertambah sesuai dengan arus yang mengalir. Ketika arus berubah atau dihentikan, medan magnet tersebut juga berubah atau menghilang. Perubahan medan magnet ini menciptakan gaya elektromotif induksi dalam induktor, yang menyebabkan terjadinya tegangan listrik yang berlawanan arah dengan arus yang semula mengalir. Dengan demikian, induktor dapat digunakan untuk menyimpan energi dalam bentuk medan magnet dan menghasilkan tegangan saat arus berubah.
Faktor kualitas atau "Q" dari sebuah induktor adalah perbandingan reaktansi induktif dan resistansi deret pada frekuensi tertentu, dan ini merupakan efisiensi induktor. Semakin tinggi faktor Q dari induktor, induktor tersebut semakin mendekati induktor ideal tanpa kerugian.
Faktor Q dari sebuah induktor dapat diketahui dari rumus berikut, di mana R merupakan resistansi internal dan adalah resistansi kapasitif atau induktif pada resonansi:
Konstruksi | Rumus | Besaran (SI, kecuali disebutkan khusus) |
---|---|---|
Lilitan silinder |
| |
Kawat lurus |
|
Inti toroid |
|
---|
11. Logicstate
Jenis dan Simbol Dioda
Seperti penjelasan diatas, Jenis dioda tergantung dari bahan material yang dipakai saat pembuatannya, dibawah ini adalah contoh gambar dan simbol dari jenis-jenis dioda:1. Dioda Silicon
Catu daya merupakan suatu Rangkaian yang paling penting bagi sistem elektronika. Power supply atau catu daya adalah suatu alat atau perangkat elektronik yang berfungsi untuk merubah arus AC menjadi arus DC untuk memberi daya suatu perangkat keras lainnya. Sumber AC yaitu sumber tegangan bolak-balik, sedangkan sumber tegangan DC merupakan sumber tegangan searah. Power supply/unit catu daya secara efektif harus mengisolasi rangkaian internal dari jaringan utama, dan biasanya harus dilengkapi dengan pembatas arus otomatis atau pemutus bila terjadi beban lebih atau hubung singkat. Bila pada saat terjadinya kesalahan catu daya, tegangan keluaran DC meningkat di atas suatu nilai aman maksimum untuk rangkaian internal, maka daya secara otomatis harus diputuskan.
Simbol di proteus
14. Motor DC
16. Transistor
Transistor adalah komponen semikonduktor yang dipakai sebagai penguat, sebagai sirkuit pemutus dan penyambung (switching), stabilisasi tegangan, modulasi sinyal atau sebagai fungsi lainnya. Transistor dapat berfungsi semacam kran listrik, di mana berdasarkan arus inputnya (BJT) atau tegangan inputnya (FET), memungkinkan pengaliran listrik yang sangat akurat dari sirkuit sumber listriknya.
Ie = Ic + Ib
Keterangan :
Ie = Arus Emitter
Ic = Arus Collector
Ib = Arus Basis
Keterangan :
Ie = Arus Emitter
Ic = Arus Collector
Pada terori ini memakai beberapa model transisitor yaitu :
Ada 4 macam rangkaian pemberian bias, yaitu :
- Fixed bias yaitu, arus bias IB didapat dari VCC yang dihubungkan ke kaki B melewati tahanan R seperti gambar
- Emitter-Stabilized Bias adalah rangkaian Fixed bias yang ditambahkan tahanan RE seperti gambar
sehingga tahanan RE kalau dilihat dari input untuk mencari arus IB adalah
sebesar (β+1)RE.
- Self Bias adalah arus input didapatkan dari pemberian tegangan input VBB seperti gambar
- Voltage-divider Bias adalah arus bias didapatkan dari tegangan di R2 dari hubungan VCC seri dengan R1 dan R2 seperti gambar 61. Untuk mencari arus IB maka dilakukan perubahan rangkaian dengan memakai metoda thevenin sehingga menghasilkan rangkaian pengganti seperti gambar
Rangakain :
5. Percobaan[kembali]
a) Prosedur[kembali]
- Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan di library proteus
- Susunlah alat dan bahan tersebut seperti gambar di bawah ini
- Resistor yang digunakan ada diberi hambatan.
- Baterai yang digunakan diberi tegangan yaitu 12V.
- Power yang digunakan diberi tegangan yaitu 5V - 12V.
- Relay yang digunakan diberi tegangan 2V - 3V.
- Setelah semua komponen terangkai, maka cobalah untuk menjalankannya.
- Jalankan sensor infrared , Touch, IR Proximity, Magnetic Sensor dan Hall Effect Sensor dengan menekan logicstate yaitu mengubah dari angka nol menjadi satu atau menggunakan potesiomter samapai rangkaian terhubung.
- Jika rangkaian benar, maka sensor akan bekerja sehingga buzzer pun berbunyi dan motor bergerak.
- Jika logicstatenya tidak dijalankan atau berlogika 0 atau potensiomter tidak sesuai ketentuan maka buzzer tidak akan berbunyi, arus tidak akan mengakir, dan switch tidak menyala.
b) Rangkaian simulasi [kembali]
1. Rangkaian Simulasi
2. Preinsip kerja
1. Touch sensor
[diletakan pada peganagn metal detector]
Touch Sensor dimana Sensor akan mendeteksi adanya sentuhan pada metal detector dan bekerja sebagai tombol on of pada metal detector yang di tandai dengan berlogika 1, arus dari sumber tegangan sebesar +5V masuk ke Touch Sensor lalu mengalir ke ER1 sehingga menghasilkan Vo sebesar 5 volt, tegangan akan diumpankan menuju rangkaian Dufferential AMP dan akan terukur tegangan Sebesar 4.66V Yang terukur bedasarkan rumus Vo =
c) Video Simulasi [kembali]
1. Touch Sensor
3. Sensor Hall Effect Sensor Dan Sensor Magnetic Reed Switch
6. Download File[kembali]
File Rangkaian Disini
Video Simulasi Touch Sensor Disini
Video Simulasi GP2D12 Dan Infrared Disini
Video Simulasi Hall Effect Sensor Dan Magnetic Reed Switch Disini
library magnetic reed sensor Disini
library magnetic hall effect sensor Disini
library infrared sensor Disini
library touch sensorDisini
Datasheet Resistor [unduh]
Datasheet Inverting Amplifier [unduh]
Datasheet Amperemeter [unduh]
Datasheet Voltmeter [unduh]
Datasheet Op Amp [unduh]
Datasheet Diode [unduh]
Datasheet Relay [unduh]
Datasheet Buzzer [unduh]
Datasheet transistor [unduh]
Datasheet Induktor [unduh]
Datasheet Kapasitor [unduh]
Datasheet Hall Effect Sensor [unduh]
Datasheet Sensor Magnet Disini
Datasheet sensor Infrared Disini
Datasheet sensor GP2D120 Disini
Datasheet sensor Taouch Disini
File Rangkaian Disini
Video Simulasi Touch Sensor Disini
Video Simulasi GP2D12 Dan Infrared Disini
Video Simulasi Hall Effect Sensor Dan Magnetic Reed Switch Disini
library magnetic reed sensor Disini
library magnetic hall effect sensor Disini
library infrared sensor Disini
library touch sensorDisini
Datasheet Resistor [unduh]
Datasheet Inverting Amplifier [unduh]
Datasheet Amperemeter [unduh]
Datasheet Voltmeter [unduh]
Datasheet Op Amp [unduh]
Datasheet Diode [unduh]
Datasheet Relay [unduh]
Datasheet Buzzer [unduh]
Datasheet transistor [unduh]
Datasheet Induktor [unduh]
Datasheet Kapasitor [unduh]
Datasheet Hall Effect Sensor [unduh]
Datasheet Sensor Magnet Disini
Datasheet sensor Infrared Disini
Datasheet sensor GP2D120 Disini
Datasheet sensor Taouch Disini
Komentar
Posting Komentar