7.3 SELF-BIAS CONFIGURATION

 


 1. Pendahuluan[kembali]

Dalam dunia elektronika, konfigurasi self-bias (atau juga dikenal sebagai "biasing diri") adalah salah satu teknik yang digunakan untuk mengatur titik kerja atau bias dari transistor bipolar, terutama transistor jenis BJT (Bipolar Junction Transistor). Konfigurasi ini memungkinkan transistor untuk beroperasi dalam mode yang diinginkan dan memastikan respons yang stabil terhadap sinyal input. Dalam pembahasan ini, kami akan menjelaskan secara mendalam konsep dasar dari self-bias configuration, termasuk prinsip-prinsip dasar yang mendasarinya, aplikasi dalam rangkaian elektronika, keuntungan dan kelemahan, serta bagaimana menghitung komponen yang diperlukan untuk mengimplementasikan konfigurasi ini. Dengan pemahaman yang baik tentang self-bias configuration, para praktisi dan penggemar elektronika dapat merancang dan memahami berbagai rangkaian yang melibatkan transistor dengan lebih baik, serta memperoleh wawasan yang lebih mendalam tentang prinsip kerja perangkat elektronik yang lebih kompleks. Oleh karena itu, mari kita mulai dengan menjelajahi konsep dasar dan aplikasi dari self-bias configuration dalam dunia elektronika.

 2. Tujuan[kembali]

  • menjelaskan konsep dasar dari self-bias configuration dengan cara yang mudah dipahami, sehingga pembaca dapat memahami prinsip kerja dasar di balik teknik ini.
  • memberikan panduan tentang cara menghitung nilai-nilai komponen yang diperlukan dalam self-bias configuration serta cara menganalisis kinerja sirkuit yang dihasilkan.
  • memberikan wawasan tentang bagaimana self-bias configuration diterapkan dalam rangkaian elektronika nyata. Ini akan membantu pembaca memahami bagaimana teknik ini digunakan dalam mendesain dan mengoptimalkan kinerja berbagai jenis sirkuit elektronik.

 3. Alat dan Bahan[kembali]

A. BAHAN:

a.Resistor

Resistor berfungsi sebagai pengatur dalam membatasi jumlah arus yang mengalir dalam suatu rangkaian, menahan sebagian arus listrik agar sesuai dengan kebutuhan suatu rangkaian elektronika, danmenurunkan tegangan sesuai dengan yang dibutuhkan oleh rangkaian elektronika.
 

Cara Menghitungnya


Contoh :
Gelang ke 1 : Coklat = 1
Gelang ke 2 : Hitam = 0
Gelang ke 3 : Hijau   = 5 nol dibelakang angka gelang ke-2; atau kalikan 105
Gelang ke 4 : Perak  = Toleransi 10%
Maka nilai resistor tersebut adalah 10 * 105 = 1.000.000 Ohm atau 1 MOhm dengan toleransi 10%.

c. Kapasitor
 
 Kapasitor adalah suatu alat yang dapat menyimpan energi di dalam medan listrik, dengan cara mengumpulkan ketidakseimbangan internal dari muatan listrik. Kapasitor mempunyai satuan Farad dari Michael Faraday.
     
Kapasitor di pasaran


    d.)    Ground

 

B. ALAT:
a.)    Baterai
 Sumber tegangan

 b.)    Voltmeter
Mengukur beda potensial diantara 2 titik


    c.)    Amperemeter
Mengukur arus pada rangkaian
 

 4. Dasar Teori[kembali]

Konfigurasi fixed-bias memiliki kelemahan yang jelas karena membutuhkan dua sumber usia volt Dc. Pengontrol tegangan gerbang-ke-sumber  ditentukan oleh tegangan yang melintasi resistor RS yang dimasukkan dalam kaki sumber konfigurasi seperti yang ditunjukkan pada Gambar 7.8.

 
 

Untuk analisis DC, kapasitor dapat digantikan dengan "open circuit" dan resistor Rdapat diganti dengan menghubung singkatkannya yang demikian IG = 0A. Hasilnya adalah jaringan  yang penting untuk analisa DC seperti pada gambar 7.9 berikut.
 
 
Arus yang melewati RS  merupakan arus sumber IS , tetapi I= ID dan VRS = IDRS

Untuk mengidentifikasi loop tertutup pada Gambar 7.9, kita bisa mendapatkannya dengan

-VGS-VRS=0

VGS=-VRS

dan,

VGS = -IDRS

Perhatikan dalam hal ini bahwa VGS adalah fungsi dari arus keluaran ID dan besarnya tidak tetap seperti yang terjadi untuk konfigurasi bias tetap. 

Persamaan diatas didefinisikan oleh konfigurasi rangkaian, dan persamaan Shockley berhubungan dengan jumlah input dan output perangkat. Kedua persamaan menghubungkan dua variabel yang sama,  Idan VGS, memungkinkan adanya solusi matematika atau grafis. Solusi matematis dapat diperoleh hanya dengan mengganti diatas menjadi Persamaan Shockley sebagai berikut: 

 

Dengan melakukan proses kuadrat, maka diperoleh persamaan berikut :
 
Dari persamaan kuadrat diatas kemudian didapatlah solusi untuk ID. Dari sini kita dapat membuat sebuah grafik dri persamaan ini. Paling banyak kondisi yang jelas untuk diterapkan adalah ID = 0 A karena menghasilkan VGS = -IDRS = (0 A) RS = 0 V. Untuk grafik, oleh karena itu, satu titik pada garis lurus didefinisikan oleh ID = 0 A dan VGS = 0 V, seperti pada grafik .
 
Pada grafik mensyaratkan nilai kelima VGS atau ID dipilih dan nilai yang sesuai dari kuantitas lainnya ditentukan oleh grafik. Nilai yang dihasilkan dari ID dan VGS kemudian akan menentukan titik lain pada garis lurus dan memungkinkan gambar lurus. Contohnya : 
 
Hasilnya adalah titik kedua untuk plot garis lurus seperti yang ditunjukkan pada gambar garis self-bias  . Garis lurus sebagaimana didefinisikan oleh grafik diatas kemudian ditarik dan titik tenang diperoleh di persimpangan plot garis lurus dan kurva karakteristik perangkat. Nilai-nilai quiescent dari I D dan V GS kemudian dapat ditentukan dan digunakan untuk menemukan jumlah bunga lainnya. Tingkat V DS dapat ditentukan dengan menerapkan hukum tegangan Kirchhoff ke output sirkuit, dengan hasil bahwa; 
 
 
 
Gambar 6.11 Garis self-bias

VDS dapat ditentukan dengan menerapkan hukum KVL ke rangkaian output, dengan hasil :
 
 

 5. Percobaan[kembali]

    a) Prosedur[kembali]

A. Prosedur 

 
 
 
Rangkain 7.8
 
  1. Tegangan input yang belum diatur (VDD) masuk ke rangkaian.
  2. Pembagi tegangan yang dibentuk oleh R1 dan resistansi internal transistor menentukan tegangan pada gate Q1.
  3. Tegangan pada gate Q1 mengontrol jumlah arus yang mengalir melalui transistor.
  4. Penurunan tegangan melintasi transistor diatur untuk mempertahankan tegangan konstan di output (VOUT), yang diukur terhadap ground (GND).

Besarnya tegangan output regulator ditentukan oleh desain rangkaian, termasuk nilai resistor dan referensi tegangan.

   
 
  
  1. Tegangan input (VCC) masuk ke rangkaian.
  2. Resistor R1 membatasi arus yang mengalir ke transistor Q1.
  3. Transistor Q1 mengatur tegangan output (VOUT) berdasarkan tegangan pada basisnya yang ditentukan oleh R1 dan R2.
  4. Kapasitor C1 dan C2 membantu menjaga stabilitas tegangan output dan menyaring noise.
  5. Dioda D1 melindungi transistor dari tegangan balik yang dapat terjadi saat VCC dimatikan.
 


  1. Sinyal audio dari sumber (misalnya, mikrofon) masuk ke rangkaian melalui kapasitor C1.
  2. Sinyal audio ini kemudian diumpankan ke basis transistor Q1.
  3. Transistor Q1 memperkuat sinyal audio dan menghasilkan sinyal yang lebih kuat pada kolektornya.
  4. Sinyal audio yang diperkuat ini kemudian diumpankan ke speaker melalui resistor R3.
  5. Kapasitor C2 membantu menjaga stabilitas tegangan bias transistor dan mencegah distorsi sinyal.

    b) Rangkaian simulasi [kembali]

   Rangkaian 7.8

Prinsip KerjaKonfigurasi basis umum atau Common-Base Configuration menggunakan sebuah sinyal yang terhubung ke terminal emitor. Pengaplikasian rangkaian ini menggunakan sebuah transistor yang menghubungkan antara beban, baterai, dan juga kapasitor elektrolit. Perhitungan nilai besaran pada konfigurasi ini menggunakan hukum tegangan Kirchhoff. Domain AC pada konfigurasi ini memiliki nilai impedansi input yang sangat rendah dan impedansi output yang tinggi.
 
Rangkaian 7.9
 
Prinsip Kerja: Sebuah konfigurasi self bias yang diberi sumber tegangan drain dan arus dari tegangan drain mengalir ke kaki source lalu ke resistor source dan berakhir di ground
 
Rangkaian 7.12
 
Prinsip Kerja: Sebuah konfigurasi self bias yang diberi sumber tegangan drain dan arus dari tegangan drain mengalir ke kaki source lalu ke resistor source dan berakhir di ground
 

    c) Video Simulasi [kembali]





 6. Download File[kembali]

    Rangkaian 7.8 Download

    Rangkaian 7.9 Download 
 
    Rangkaian 7.12 Download
   
    Datasheet Resistor Download
 
    Datasheet Dioda 1N4148 Download
 
    Datasheet Dioda 1N4009 Download
 
    Datasheet Voltmeter  Download
 
    Datasheet Amperemeter Download
 
    Video Rangkaian 7.8 Download
 
    Video Rangkaian 7.9 Download
 
    Video Rangkaian 7.12 Download
 

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Modul I : Potensiometer, Tahanan Geser, dan Jembatan Wheatstone

Modul III : HUKUM OHM, HUKUM KIRCHOFF, VOLTAGE & CURRENT DIVIDER, MESH, NODAL, THEVENIN

Tugas Pendahuluan modul I : Potensiometer, Tahanan Geser, Dan Jembatan Wheatstone