1. Pendahuluan[kembali]
Dalam dunia elektronika, konfigurasi self-bias (atau juga dikenal sebagai "biasing diri") adalah salah satu teknik yang digunakan untuk mengatur titik kerja atau bias dari transistor bipolar, terutama transistor jenis
BJT (Bipolar Junction Transistor). Konfigurasi ini memungkinkan transistor untuk beroperasi dalam mode yang diinginkan dan memastikan respons yang stabil terhadap sinyal input. Dalam pembahasan ini, kami akan menjelaskan secara mendalam konsep dasar dari self-bias configuration, termasuk prinsip-prinsip dasar yang mendasarinya, aplikasi dalam rangkaian elektronika, keuntungan dan kelemahan, serta bagaimana menghitung komponen yang diperlukan untuk mengimplementasikan konfigurasi ini. Dengan pemahaman yang baik tentang self-bias configuration, para praktisi dan penggemar elektronika dapat merancang dan memahami berbagai rangkaian yang melibatkan transistor dengan lebih baik, serta memperoleh wawasan yang lebih mendalam tentang prinsip kerja perangkat elektronik yang
lebih kompleks. Oleh karena itu, mari kita mulai dengan menjelajahi konsep dasar dan aplikasi dari self-bias configuration dalam dunia elektronika.
2. Tujuan[kembali]
- menjelaskan
konsep dasar dari self-bias configuration dengan cara yang mudah
dipahami, sehingga pembaca dapat memahami prinsip kerja dasar di balik
teknik ini.
- memberikan
panduan tentang cara menghitung nilai-nilai komponen yang diperlukan
dalam self-bias configuration serta cara menganalisis kinerja sirkuit
yang dihasilkan.
- memberikan
wawasan tentang bagaimana self-bias configuration diterapkan dalam
rangkaian elektronika nyata. Ini akan membantu pembaca memahami
bagaimana teknik ini digunakan dalam mendesain dan mengoptimalkan
kinerja berbagai jenis sirkuit elektronik.
3. Alat dan Bahan[kembali]
A. BAHAN:
a.Resistor
Resistor
berfungsi sebagai pengatur dalam membatasi jumlah arus yang mengalir
dalam suatu rangkaian, menahan sebagian arus listrik agar sesuai dengan
kebutuhan suatu rangkaian elektronika, danmenurunkan tegangan sesuai
dengan yang dibutuhkan oleh rangkaian elektronika.
Cara Menghitungnya
Contoh :
Gelang ke 1 : Coklat = 1
Gelang ke 2 : Hitam = 0
Gelang ke 3 : Hijau = 5 nol dibelakang angka gelang ke-2; atau kalikan 105
Gelang ke 4 : Perak = Toleransi 10%
Maka nilai resistor tersebut adalah 10 * 105 = 1.000.000 Ohm atau 1 MOhm dengan toleransi 10%.
c. Kapasitor
Kapasitor
adalah suatu alat yang dapat menyimpan energi di dalam medan listrik,
dengan cara mengumpulkan ketidakseimbangan internal dari muatan listrik.
Kapasitor mempunyai satuan Farad dari Michael Faraday.
Kapasitor di pasaran
B. ALAT:
a.) Baterai
Sumber tegangan
b.) Voltmeter
Mengukur beda potensial diantara 2 titik
c.) Amperemeter
Mengukur arus pada rangkaian
4. Dasar Teori[kembali]
Konfigurasi fixed-bias memiliki kelemahan yang jelas karena membutuhkan dua sumber usia volt Dc. Pengontrol tegangan gerbang-ke-sumber ditentukan oleh tegangan yang melintasi resistor RS yang dimasukkan dalam kaki sumber konfigurasi seperti yang ditunjukkan pada Gambar 7.8.
Untuk analisis DC, kapasitor dapat digantikan dengan "open circuit" dan resistor RG dapat diganti dengan menghubung singkatkannya yang demikian IG = 0A. Hasilnya adalah jaringan yang penting untuk analisa DC seperti pada gambar 7.9 berikut.
Arus yang melewati RS merupakan arus sumber IS , tetapi IS = ID dan VRS = IDRS
Untuk mengidentifikasi loop tertutup pada Gambar 7.9, kita bisa mendapatkannya dengan
-VGS-VRS=0
VGS=-VRS
dan,
VGS = -IDRS
Perhatikan dalam hal ini bahwa VGS adalah fungsi dari arus keluaran ID dan besarnya tidak tetap seperti yang terjadi untuk konfigurasi bias tetap.
Persamaan
diatas didefinisikan oleh konfigurasi rangkaian, dan persamaan Shockley
berhubungan dengan jumlah input dan output perangkat. Kedua persamaan
menghubungkan dua variabel yang sama, ID dan VGS,
memungkinkan adanya solusi matematika atau grafis. Solusi matematis
dapat diperoleh hanya dengan mengganti diatas menjadi Persamaan Shockley
sebagai berikut:
Dengan melakukan proses kuadrat, maka diperoleh persamaan berikut : Dari persamaan kuadrat diatas kemudian didapatlah solusi untuk ID. Dari sini kita dapat membuat sebuah grafik dri persamaan ini. Paling banyak kondisi yang jelas untuk diterapkan adalah ID = 0 A karena menghasilkan VGS = -IDRS = (0 A) RS = 0 V. Untuk grafik, oleh karena itu, satu titik pada garis lurus didefinisikan oleh ID = 0 A dan VGS = 0 V, seperti pada grafik .
Pada grafik
mensyaratkan nilai kelima VGS atau ID dipilih dan nilai yang sesuai dari
kuantitas lainnya ditentukan oleh grafik. Nilai yang dihasilkan dari ID
dan VGS kemudian akan menentukan titik lain pada garis lurus dan
memungkinkan gambar lurus. Contohnya :
Hasilnya
adalah titik kedua untuk plot garis lurus seperti yang ditunjukkan pada
gambar garis self-bias . Garis lurus sebagaimana didefinisikan oleh
grafik diatas kemudian ditarik dan titik tenang diperoleh di
persimpangan plot garis lurus dan kurva karakteristik perangkat.
Nilai-nilai quiescent dari I D dan V GS kemudian dapat ditentukan dan
digunakan untuk menemukan jumlah bunga lainnya. Tingkat V DS dapat
ditentukan dengan menerapkan hukum tegangan Kirchhoff ke output sirkuit,
dengan hasil bahwa;
Gambar 6.11 Garis self-bias
VDS dapat ditentukan dengan menerapkan hukum KVL ke rangkaian output, dengan hasil :
5. Percobaan[kembali]
a) Prosedur[kembali]
A. Prosedur
Rangkain 7.8
- Tegangan input yang belum diatur (VDD) masuk ke rangkaian.
- Pembagi tegangan yang dibentuk oleh R1 dan resistansi internal transistor menentukan tegangan pada gate Q1.
- Tegangan pada gate Q1 mengontrol jumlah arus yang mengalir melalui transistor.
- Penurunan
tegangan melintasi transistor diatur untuk mempertahankan tegangan
konstan di output (VOUT), yang diukur terhadap ground (GND).
Besarnya tegangan output regulator ditentukan oleh desain rangkaian, termasuk nilai resistor dan referensi tegangan.
- Tegangan input (VCC) masuk ke rangkaian.
- Resistor R1 membatasi arus yang mengalir ke transistor Q1.
- Transistor Q1 mengatur tegangan output (VOUT) berdasarkan tegangan pada basisnya yang ditentukan oleh R1 dan R2.
- Kapasitor C1 dan C2 membantu menjaga stabilitas tegangan output dan menyaring noise.
- Dioda D1 melindungi transistor dari tegangan balik yang dapat terjadi saat VCC dimatikan.
- Sinyal audio dari sumber (misalnya, mikrofon) masuk ke rangkaian melalui kapasitor C1.
- Sinyal audio ini kemudian diumpankan ke basis transistor Q1.
- Transistor Q1 memperkuat sinyal audio dan menghasilkan sinyal yang lebih kuat pada kolektornya.
- Sinyal audio yang diperkuat ini kemudian diumpankan ke speaker melalui resistor R3.
- Kapasitor C2 membantu menjaga stabilitas tegangan bias transistor dan mencegah distorsi sinyal.
b) Rangkaian simulasi [kembali]
Rangkaian 7.8
Prinsip Kerja: Konfigurasi
basis umum atau Common-Base Configuration menggunakan sebuah sinyal
yang terhubung ke terminal emitor. Pengaplikasian rangkaian ini
menggunakan sebuah transistor yang menghubungkan antara beban, baterai,
dan juga kapasitor elektrolit. Perhitungan nilai besaran pada
konfigurasi ini menggunakan hukum tegangan Kirchhoff. Domain AC pada
konfigurasi ini memiliki nilai impedansi input yang sangat rendah dan
impedansi output yang tinggi.
Rangkaian 7.9
Prinsip Kerja:
Sebuah konfigurasi self bias yang diberi sumber tegangan drain dan arus
dari tegangan drain mengalir ke kaki source lalu ke resistor source dan
berakhir di ground
Rangkaian 7.12
Prinsip Kerja:
Sebuah konfigurasi self bias yang diberi sumber tegangan drain dan arus
dari tegangan drain mengalir ke kaki source lalu ke resistor source dan
berakhir di ground
c) Video Simulasi [kembali]
6. Download File[kembali]
Rangkaian 7.8 Download
Komentar
Posting Komentar